Echo Chamber –Harapan adalah bahan bakar kemajuan. Seperti halnya perjalanan manusia ke bulan yang dulu hanya sebuah mimpi, politik pun dapat menjadi ruang bagi imajinasi yang menjelma kenyataan. Kita sering kali melihat politik sebagai sesuatu yang kotor, penuh intrik, dan jauh dari harapan. Namun, bukankah harapan adalah inti dari keberanian untuk bermimpi tentang dunia yang lebih baik?
Dulu, ketika John F. Kennedy mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan mengirim manusia ke bulan dalam waktu satu dekade, banyak yang menganggap itu adalah khayalan yang mustahil. Teknologi belum siap, ilmu pengetahuan terbatas, dan risiko terlalu besar. Tetapi, keyakinan bahwa manusia mampu melampaui batas adalah kekuatan yang tidak boleh diremehkan. Politik saat itu menjadi alat untuk menggerakkan visi bersama, menggabungkan ilmu, keberanian, dan solidaritas untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dari individu.
Begitu pula dengan politik hari ini. Politik bukan sekadar soal perebutan kekuasaan, tetapi alat untuk menciptakan ruang bagi ide-ide besar. Harapan dalam politik adalah tentang membayangkan bagaimana keputusan yang diambil hari ini dapat membentuk masa depan yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan. Layaknya mimpi ke bulan, harapan pada politik membutuhkan keberanian untuk memulai sesuatu yang tampak mustahil, tetapi juga kesediaan untuk bekerja keras, belajar dari kesalahan, dan terus bergerak maju.
Menempatkan harapan pada politik berarti mempercayai bahwa perubahan itu mungkin. Mungkin tidak mudah, mungkin penuh tantangan, tetapi jika kita menyerah, lalu apa yang tersisa? Seperti mimpi manusia yang dulu menatap bulan dan akhirnya mencapainya, politik adalah panggung di mana kita dapat memimpikan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan—lalu bersama-sama, perlahan tapi pasti, mewujudkannya.