Ekonomi Indonesia Berbahaya Jika Dipaksa Tumbuh

Pertumbuhan ekonomi akan dipandang sebagai tolok ukur keberhasilan suatu Negara. Namun, ketika pertumbuhan tersebut dipaksakan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, ia dapat menjadi ancaman bagi stabilitas sosial, lingkungan, dan ekonomi itu sendiri. Di Indonesia, ambisi mengejar pertumbuhan ekonomi kerap mengorbankan keseimbangan ekosistem, pemerataan kesejahteraan, dan keberlanjutan nilai-nilai lokal. Jika tidak berhati-hati, perekonomian yang dipaksakan ini dapat menjadi bom waktu yang membawa konsekuensi serius di masa depan. Salah satu bahaya utama dari pertumbuhan ekonomi yang dipaksakan adalah degradasi lingkungan. Pembangunan yang hanya berorientasi pada angka pertumbuhan sering kali mendorong eksploitasi sumber daya alam tanpa kendali. Di banyak wilayah Indonesia, termasuk Sukabumi, aktivitas seperti penambangan, pembukaan hutan untuk perkebunan, dan pembangunan infrastruktur telah mengganggu keseimbangan ekologis. Ketika lingkungan rusak, risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor meningkat, sementara masyarakat lokal yang bergantung pada alam kehilangan sumber penghidupan mereka,ditunjukkan dengan beberapa catatan konflik antara warga sipil dan pihak penguasa sumber ekonomi. Pendekatan ekonomi seperti ini mencerminkan paradigma yang gagal menghargai keberlanjutan ekosistem sebagai aset jangka panjang.

Ketimpangan sosial-ekonomi juga menjadi konsekuensi serius dari pertumbuhan ekonomi yang tidak terencana. Dalam sistem yang terlalu fokus pada industrialisasi dan investasi besar, daerah-daerah agraris seperti Sukabumi sering kali terabaikan. Hal ini menciptakan kesenjangan antara pusat dan daerah, di mana masyarakat lokal tidak mendapatkan manfaat langsung dari pembangunan. Ketimpangan ini dapat memicu konflik sosial dan menghambat kohesi nasional. Sebuah pendekatan ekonomi yang ideal seharusnya tidak hanya meningkatkan produk domestik bruto (PDB), tetapi juga memastikan distribusi kesejahteraan yang merata di seluruh wilayah.

Foto Ilustrasi : ekonomi bertumbuh

Lebih jauh lagi, ketergantungan pada utang luar negeri untuk membiayai pertumbuhan ekonomi membawa risiko besar bagi stabilitas fiskal negara. Meskipun utang sering kali dianggap sebagai instrumen yang diperlukan untuk pembangunan, tanpa pengelolaan yang bijaksana, ia dapat menjadi beban berat bagi generasi mendatang. Krisis ekonomi Asia pada tahun 1997 adalah contoh nyata bagaimana ketergantungan berlebihan pada modal eksternal dapat menghancurkan perekonomian suatu negara. Dengan utang yang terus meningkat, Indonesia berisiko terjebak dalam spiral utang yang sulit diatasi, apalagi jika pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak cukup untuk membayar utang tersebut.

Di sisi lain, pembangunan ekonomi yang dipaksakan sering kali mengancam keberlanjutan budaya dan nilai-nilai lokal. Modernisasi yang agresif dapat mengikis tradisi dan kearifan lokal yang seharusnya menjadi bagian dari identitas suatu daerah. Sukabumi, dengan warisan budaya dan kekayaan kulinernya, berpotensi kehilangan ciri khasnya jika pembangunan tidak melibatkan masyarakat lokal. Sebaliknya, daerah ini dapat menjadi contoh bagaimana pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal, seperti mempromosikan ekowisata dan kuliner khas, dapat menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan tanpa mengorbankan identitas budaya.Untuk menghindari bahaya pertumbuhan ekonomi yang dipaksakan, diperlukan pendekatan pembangunan yang lebih berorientasi pada keberlanjutan. Salah satu caranya adalah dengan mengadopsi paradigma pembangunan yang menempatkan manusia dan lingkungan sebagai pusat kebijakan ekonomi. Di Sukabumi, ini dapat diwujudkan melalui penguatan sektor UMKM, pengembangan ekowisata, serta integrasi nilai-nilai lokal dalam setiap kebijakan pembangunan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal tetapi juga melestarikan sumber daya yang menjadi fondasi keberlanjutan ekonomi.

Baca juga :https://sukabumikahiji.com/ketua-dpd-pks-kabupaten-sukabumi-hadiri-silaturahmi-dan-audiensi-md-kahmi-sukabumi/

Kesimpulannya, pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk menciptakan kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan. Memaksakan pertumbuhan tanpa memperhatikan dampaknya hanya akan menciptakan masalah baru yang menghambat kemajuan jangka panjang. Sukabumi, dengan segala potensinya, pelan-pelan bisa menantang wilayahnya menjadi model pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia. Perekonomian yang sehat adalah perekonomian yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga melibatkan semua pihak dalam prosesnya, memakmurkan untuk semua,menjaga keseimbangan lingkungan, dan melestarikan nilai-nilai lokal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *